Berjalan Di Gunung


    Mendaki gunung sama saja dengan olah raga berjalan, yang berperan penting dalam kegiatan ini adalah salah satunya kaki. Setiap orang yang punya kaki dan kakinya tidak lumpuh pasti bisa berjalan. Berjalan di gunung tentu tidak sama seperti berjalan di trotoar atau di lantai sebuah gedung. Berjalan di gunung kita harus berjalan dengan beban (ransel) di punggung, melintas lembah, memanjat tebing, menuruni ceruk ceruk yang dalam, atau meniti punggung bukit yang tipis. Seperti pejalan kaki lainnya, kita harus berjalan dalam irama yang tetap dan dengan nafas yang seirama dengan langkah kaki. Dengan kata lain tidak kaku seperti robot. Tidak juga harus seperti penari, berjalan di gunungpun punya seni tersendiri. Yang terpenting saat kita berjalan di gunung adalah seberapa besar kemampuan fisik, mental dan kesehatan kita.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam berjalan di gunung :

  • Berjalan dengan langkah langkah kecil, jangan memaksa berjalan dengan langkah terlalu lebar. Dengan langkah langkah kecil gerakan nafas kita akan lebih teratur dan ini salah satu cara yang baik untuk menghemat tenaga.
  • Bagi pendaki yang berpengalaman berjalan 1 samapi 2 jam tidak istirahat adalah hal yang biasa, namun tentu saja hal ini sangat di butuhkan stamina , kekuatan, mental dan fisik dari hasil latihan yang berpengalaman. Namun pada dasarnya berjalan kurang lebih satu jam dengan istirahat sepuluh menit adalah normal.
  • Pada saat istirahat usahakan duduk dengan posisi kaki selonjor lurus dan sedikit di atas badan, hal ini berguna untuk mengembalikan peredaran darah agar bisa mengalir normal, karena saat berjalan darah telah turun dan berpusat di kaki.
  • Teguk sedikit minuman dan makanlah beberapa makanan kecil.
  • Usahakan agar tidak beristirahat di tempat yang berangin, karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat.
  • Banyak orang awam mengira, dengan meneguk minuman keras cara terbaik menghangatkan badan, cara seperti ini salah sekali karena minuman keras menyebabkan pembuluh darah kulit mengembang, sehingga udara dingin mendapat peluang besar masuk ke dalam tubuh. Lagi pula minuman keras dapat menyebabkan mabuk.
  • Jangan terlalu lama beristirahat karena otot otot yang sudah panas dan kencang nanti mengendur dan membutuhkan pemanasan kembali. Jika anda merasakan perlu istirahat lebih lama dari biasanya ini merupakan bukti bahwa anda berjalan terlalu cepat.
  • Pilihlah lokasi istirahat yang baik, lokasi yang tinggi dan terbuka. Secara psikologis lebih menguntungkan dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah dan nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah setelah lama berjalan.
  • Makanlah sedikit garam karena hal ini dapat menghindarkan dari keram. Karena saat kita berjalan mengeluarkan banyak keringat dan hal ini memungkinkan hilangnya garam dari tubuh.
  • Saat kita berjalan perhatikanlah dengan betul medan yang akan kita lalui. Pada medan yang becek atau basah karena air hujan akan licin dan mengakibatkan kita terpeleset apabila tidak hati hati saat melangkah. Di daerah kerikil dan berbatu di sarankan untuk tidak ceroboh saat melewati balan yang licin seperti di daerah sungai. Kalau bisa melompat boleh saja berpijak dari batu satu ke batu yang lainnya, namun hal ini memerlukan kecepatan gerak kaki dan keseimbangan tubuh, karena bisa juga batu yang kita pijak sudah bergulir saat kita mau beralih ke batu yang lainnya. Bila kita terlalu kelelahan sebaiknya menaiki satu persatu batu tersebut dan memeriksa terlebih dahulu. Cara ini akan lebih aman agar batu yang kita pijak tidak tergulir.
  • Medan yang berpasir lebih sulit dari medan tanah keras karena setiap kali kita melangkah maka kaki akan melorot setengak sampai satu langkah. Bila kita menjadi orang kedua kita bisa memakai jalur yang di pakai orang di depan kita tadi, karena jejak tadi sudah sedikit padat dan hal ini bisa menghemat tenaga.
  • Pohon pohon,akar atau ranting yang berada di pinggir tebing dan jalur pendakian tidak sepenuhnya dapat menahan tubuh kita saat kita mengunakannya untuk menopang tumpuan pada tubuh kita, karena pohon pohon itu mungkin saja sudah lapuk dan banyak yang tidak kokoh untuk kita jadikan pegangan sebagai tumpuan (menahan) tubuh kita. Yang perlu di perhatikan adalah jika kita tidak yakin dengan pohon pohon tadi maka jadikanlah sebatas keseimbangan tubuh saja dan jangan di jadikan pohon pohon untuk menahan badan. Hal ini akan mudah mengontrol keselamatan kita dari terjatuh.
  • Jangan memotong lintasan yang sudah ada, jalan di gunung memang berkelok kelok tetapi lintasan ini biasanya mengikuti kontur alam sehingga menjadi tidak curam atau terjal.
  • Ikutilah lintasan lintasan yang sudah ada dengan seksama. Hafalkan ciri ciri khas pada setiap lintasan ini akan berguna bila kita kehilangan arah dalam perjalanan.
  • Pada medan yang curam sekali berjalanlah secar zig zag ini dapat membantu dalam mengatur nafas dan irama langkah kaki.
  • Medan yang berhutan lebat sering kali menghilangkan lintasan lintasan yang sudah ada. Kalu terpaksa harus membuka jalan mulailah dengan hati hati sekali. Pastikan dahulu posisi kita di peta lalu tetapkanlah lintasan yang akan di ambil. Gunakan golok atau parang untuk menebas pohon atau ilalang yang menghalangi, lakukan tebasan sedikit mungkin. Kalau dapat di sibak dengan tangan atau doronglah dengan badan kenapa harus di tebas ? Dan yang pasti cara ini lebih menghemat tenaga. Jika keluar dari lintasan yang sudah ada berjalanlah pada punggung gunung. Hindari jalan jalan di ceruk ceruk atau mengikuti sungai sungai di bawah punggung gunung. Sungai nampaknya menunjukkan arah yang mudah di lalui untuk ke bawah, namun mengikutinya berbahaya sekali. Sungai di gunung sering kali berupa tebing tebing curam dan membentuk air terjun sehingga sulit di turuni tanpa alat alat khusus (tertentu).
  • Apabila kita melihat beberapa jalan setapak pada suatu lintasan putuskanlah segera untuk mengikuti jalan yang jelas kelihatan.
  • Berhati hatilah berjalan yang melewati daerah kawah karena tidak jarang di jumpai gas baracun. Akan lebih aman jika kita memakai masker pelindung.

Mendaki gunung adalah kegiatan fisik yang berat karena itulah kebugaran dan kesehatan fisik adalah hal yang sangat penting. Daya tahan (endurance) sangatlah diperlukan karena di butuhkan perjalanan berjam jam bahkan sampai hitungan hari untuk bisa sampai ke puncak dengan sukses. Berolahraga sangat membantu dalam mempertahankan endurance, namun bila kita tidak sempat berolah raga secara rutin sebaiknya kita melakukan jogging dua atau tiga kali dalam satu minggu, hal ini kita lakukan minimal dua minggu sebelum melaksanakan perjalanan pendakian gunung. Dengan cara mudah dan sederhana yaitu melakukan jogging tanpa memaksa diri, misalnya dengan lari lari santai dengan waktu kurang lebih 30 menit. Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan hari berikutnya. Jika kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan bersepeda atau berenang. Beberapa kegiatan olahraga ini sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max). Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot. Pendaki muda (pemula) dengan semangatnya kerap kali ingin segera mencapai puncak, apalagi jika pendakian itu dilakukan berkelompok akan menimbulkan persaingan untuk berjalan paling cepat untuk di depan dan menjadi orang pertama menginjak puncak. Hal ini sekiranya tidaklah perlu di lakukan agar dalam pendakian kita dapat saling bekerja sama dan saling membantu (teamwork).